Faktoralam (internal) Faktor ini merupakan penyebab pencemaran udara yang berasal dari alam. Ialah: Abu yang dikeluarkan sebagai akibat dari aktivitas gunung berapi. Gas-gas vulkanik. Debu-debu yang berterbangan di udara akibat dari pergerakan angin. Proses pembusukan sampah organik yang menimbulkan bau yang tidak sedap. MATERI INI ADALAH MATERI PEMBELAJARAN UNTUK MEMAHAMI TENTANG TEKNIK PENGUKURAN PENCEMARAN UDARA Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free TEKNIK PENGUKURAN PENCEMARAN UDARADr. Safaruddin Konsep Dasar Pengukuran Pencemaran Udara•Pengukuran-pengukuran bertujuan untuk menetapkan tingkat pencemaran udara yang dapat diterima denganmemperhatikan data biologi yang relevan pada manusia dan hewan. Selanjutnya pengukuran itu perlu dilakukanberbagai tempat untuk menentukan sumber-sumber pencemaran dan derajat pengendalian yang diperlukan. •Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlahyang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti. •Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia. •Kelembaban udara bergantung pada konsentrasi uap air, dan H2O yang berbeda-beda konsentrasinya di setiapdaerah. •Kondisi udara di dalam atmosfer tidak pernah ditemukan dalam keadaan bersih, melainkan sudah tercampurdengan gas-gas lain dan partikulat-partikulat yang tidak kita perlukan. •Gas-gas dan partikulat-partikulat yang berasal dari aktivitas alam dan juga yang dihasilkan dari aktivitas manusia initerus-menerus masuk ke dalam udara dan mengotori/mencemari udara di lapisan atmosfer khususnya lapisantroposfer. •Pencemaran udara terjadi apabila mengandung satu macam atau lebih bahan pencemar diperoleh dari hasil proses kimiawi seperti gas-gas CO, SO2, SO3, gas dengan konsentrasi tinggi atau kondisi fisik seperti suhu yang sangattinggi bagi ukuran manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan. •Adanya gas-gas tersebut dan partikulat-partikulat dengan konsentrasi melewati ambang batas, maka udara di daerah tersebut dinyatakan sudah tercemar. Dengan menggunakan parameter konsentrasi zat pencemar dan waktulamanya kontak antara bahan pencemar atau polutan dengan lingkungan udara, WHO menetapkan empat tingkatanpencemaran sebagai berikut•Pencemaran tingkat pertama; yaitu pencemaran yang tidak menimbulkankerugian bagi manusia.•Pencemaran tingkat kedua; yaitu pencemaran yang mulai menimbulkankerugian bagi manusia seperti terjadinya iritasi pada indra kita.•Pencemaran tingkat ketiga; yaitu pencemaran yang sudah dapat bereaksipada faal tubuh dan menyebabkan terjadinya penyakit yang kronis.•Pencemaran tingkat keempat; yaitu pencemaran yang telah menimbulkansakit akut dan kematian bagi manusia maupun hewan dan CO, SO2, H2S, partikulat padat dan partikulat cair yang dapatmencemari udara secara alami ini disebut bahan pencemar udara alami, sedangkan yang dihasilkan karena kegiatan manusia disebut bahanpencemar buatan. Sumber bahan pencemar udara ada lima macam yang merupakanpenyebab utama sekitar 90% terjadinya pencemaran udara global di seluruh dunia yaitu•Gas karbon monoksida, CO•Gas-gas nitrogen oksida, NOx•Gas hidrokarbon, CH•Gas belerang oksida, SOx•Partikulat-partikulat padat dan cairGas karbon monoksida merupakan bahan pencemar yang paling banyak terdapat di udara, sedangkan bahan pencemar berupapartikulat padat maupun cair merupakan bahan pencemar yang sangat berbahaya sifat racunnya sekitar 107 kali dari sifat racunnya gas karbon monoksida. Gas karbon monoksida, COKarbon monoksida adalah gas yang tidak berwarna, tidak berbau, tidakmempunyai rasa, titik didih -192º C, tidak larut dalam air dan beratnya 96,5% dari berat udara. Reaksi-reaksi yang menghasilkan gas karbon monoksidaantara lain•Pembakaran tidak sempurna dari bahan bakar atau senyawa senyawakarbon lainnya 2 C + O 2 ? 2 CO•Reaksi antara gas karbon dioksida dengan karbon dalam proses industriyang terjadi dalam tanur CO2 + C ? 2 CO•Penguraian gas karbon dioksida pada suhu tinggi 2 CO2 ? 2 CO + O 2•Gas karbon monoksida yang dihasilkan secara alami yang masuk keatmosfer lebih sedikit bila dibandingkan dengan yang dihasilkan darikegiatan manusia. Gas-gas Nitrogen oksida, NOxGas-gas Nitrogen oksida yang ada di udara adalah Nitrogen monoksidaNO, dan Nitrogen dioksida NO2 termasuk bahan pencemar udara. Gas Nitrogen monoksida tidak berwarna, tidak berbau, tetapi gas nitrogen dioksida berwarna coklat kemerahan dan berbau tajam danmenyebabkan orang menjadi lemas. Reaksi-reaksi yang menghasilkangas NO dan NO2 antara lain•1210 – 1765ºC•2 N + O2 ? 2 NO•2 NO + O2 ? 2 NO Hidrokarbon CH•Sumber terbesar senyawa hidrokarbon adalah tumbuhtumbuhan. Gas metana CH4 adalah senyawa hidrokarbon yang banyak dihasilkan daripenguraian senyawa organik oleh bakteri anaerob yang terjadi dalamair, dalam tanah dan dalam sedimen yang masuk ke dalam lapisanatmosfer2 CH2On ? CO2 + CH4 Gas-gas belerang oksida SOxGas belerang dioksida SO2 tidak berwarna, dan berbau sangat tajam. Gas belerang dioksida dihasilkan dari pembakaran senyawasenyawayang mengandung unsur belerang. Gas belerang dioksida SO2 terdapatdi udara biasanya bercampur dengan gas belerang trioksida SO3 dancampuran ini diberi simbol sebagai + O2 ? SO22 SO2 + O 2 ? 2 SO3 Partikulat•Yang dimaksud dengan partikulat adalah berupa butiran-butiran kecil zat padatdan tetes-tetes air. Partikulat-partikulat ini banyak terdapat dalam lapisanatmosfer dan merupakan bahan pencemar udara yang sangat berbahaya.•Di atas telah Anda pelajari bahwa pencemaran udara dapat memberikan dampaknegatif bagi makhluk hidup, manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan. Kebakaranhutan dan gunung api yang meletus menyebabkan banyak hewan yang kehilangan tempat berlindung, banyak hewan dan tumbuhan mati bahkan punah. Gas-gas oksida belerang SO2 dan SO3 bereaksi dengan uap air, dan air hujandapat menyebabkan terjadinya hujan asam yang dapat merusak gedung-gedung, jembatan, patung-patung sehingga mengakibatkan tumbuhan mati atau tidakbisa tumbuh. Gas karbon monoksida bila terhisap masuk ke dalam paru-parubereaksi dengan haemoglobin menyebabkan terjadinya keracunan darah danmasih banyak lagi dampak negatif yang disebabkan oleh pencemaran udara. Satuan-satuan pengukuran pencemaran•Kuantitas pencemaran dapat dinyatakan atasa dasar volume ataudasar massa. •Untuk yang berdasarkan massa, satuan yang tepatialah gram/cm3 atau pon massa ft3. Satuan volumetric biasa digunakan sebagaibagian per sejutapart per million,atau ppm yang didefinisikansebagai 1 ppm = 1 volume gas pencemar106 volumeudara + pencemar atau 0,0001 persen volume = 1ppm•Untuk mengubah satuan volumetric menjadi satuan berdasarkanmassa,kita tentu harus mengetahui bobot molekul bahan pencemaritu agar dapat menghitung volumenya pada suhu dan tekanantertentu. APA ITU SIPAKU ?•SIPAKU adalah sistem pemantauan kualitas udara secara online danrealtime. •Sipaku merupakan sistem telemetri pemantauan udara yang terdiri dariperlatan sensor-sensor udara ambien, sistem sampling gas dan peralatandata loger yang terintegrasi dengan perangkat lunak yang dapat digunakanuntuk memantau secara kontinyu kualitas udara sesuai parameter IndeksStandard Pencemaran Udara ISPU atau standarisasi pengukuran kualitasudara yang lain seperti Gas Rumah Kaca GRK, pemantauan gas metan, pemantauan gas cerobong dan lainnya yang sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. •Selain sensor, sistem Sipaku dikembangkan seluruhnya menggunakankomponen yang ada di pasar lokal sehingga memiliki kandungan kontendalam negeri yang cukup tinggi. •Aplikasi yang dikembangkannya pun menggunakan Bahasa Indonesia agar mudah dioperasikan oleh pengguna. Sipaku untuk udara ambien mengacu kepada peraturan pemerintah no 41 tahun 1999 tentang Indeks Pemantauan Kualitas Udara ISPU. •Dalam peraturan ini dijelaskan bahwa ISPU merupakan angka yang tidak mempunyaisatuan yang menggambarkan kondisi mutu udara ambien di lokasi tertentu, yang berdasarkan pada dampak terhadap kesehatan manusia, nilai estetika dan makhlukhidup lainnya. •Parameter pencemar udara berdasarkan ketentuan ISPU yaitu CO, NO2, SO2, O3 dan PM. Udara ambien merupakan udara bebas di permukaan bumi pada lapisan troposfir yang dibutuhkan dan mempengaruhi kesehatan manusia, mahluk hidup dan unsur lingkunganhidup lainnya. •Dalam keadaan normal, udara ambien ini akan terdiri dari gas nitrogen 78%, oksigen20%, argon 0,93% dan gas karbon dioksida 0,03%. •Baku mutu udara ambien merupakan ukuran batas atau kadar zat, energi, dan/ataukomponen yang ada atau seharusnya ada dan/atau unsur pencemar yang ditenggangkeberadaannya dalam udara ambien. •Pemerintah menetapkan baku mutu udara ambien sebagai batas maksimum kualitasudara ambien nasional yang diperbolehkan untuk di semua kawasan di seluruhIndonesia. •Arah dan tujuan dari penetapan baku mutu udara ambien nasional adalah untukmencegah pencemaran udara dalam rangka pengendalian pencemaran udara nasional. •Selain udara ambien, ada juga istilah udaraemisi. Udara emisi adalah udara yang langsungdikeluarkan oleh sumber emisi seperti knalpotkendaraan bermotor dan cerobong gas buangpabrik. •Tergantung dari pengelolaan lingkungannya, udara emisi bisa mencemari udara ambien atautidak mencemari udara ambien. •Kualitas udara emisi bisa berbahaya bagikesehatan manusia jika setiap hari kitamenhirup udara yang tercemar gas-gas berbahaya. •Oleh sebab itu perlu diadakan pemantauan dananalisis udara ambien dan udara emisi denganbeberapa parameter. •Parameter-parameter kualitas udara emisi yang dipantau umumnya hampir sama seperti gas SOx, CO, NO2, H2S, NH3 dan partikulat yang berbentuk padat. •Kendaraan bermotor merupakan salah satu sumberpencemar udara yang berasal dari proses pembakaranbahan bakar khususnya untuk daerah perkotaan. •Emisi gas buang yang keluar dari kendaraan bermotor padaumumnya mempunyai karakteristik bahan pencemarseperti Sulfur Dioksida SO2, Nitrogen Dioksida NO2, Karbon Monoksida CO, Partikulat debu, Hidro KarbonNMHC dan bahan-bahan organik lainnya. •Disamping itu juga bisa ditetapkan parameter lainnyatergantung dari hasil inventarisasi sumber emisi yang ada. •Debu partikulat dapat berasal dari alam ataupun kegiatanmanusia. •Sumber alam, contoh letusan gunung berapi dandekomposisi material. •Sedangkan dari kegiatan manusia berasal dari pembakaranbahan bakar fossil. •Ukuran partikel bervariasi mulai dari yang kasat matahingga yang tidak terdeteksi sehingga harus memerlukanperalatan khusus. •Dalam konteks udara maka ukuran partikel dibedakanantara PM10, serta TSP. Angka 10 dan menunjukkan diameter partikel dalam mikron µ. KOMPONEN PERALATAN SIPAKU Sistem peralatan Sipaku dikembangkandengan terdiri dari beberapakomponen, yaitu •Titik Pengambilan Sistem Sampling•Pre Treatment/Pengkondisian Udara•Sistem Chamber Sensor•Data Logger Titik Pengambilan Sistem Sampling•SIPAKU merupakan alat pemantauan udara yang bersifattetap fiks dimana titik pengambilan ditentukan dalamsatu titik diluar gedung/bangunan.•Titik pengambilan sampel udara dapat diambil darirooftop gedung sehingga aman dari gangguan baikgangguan fluktuasi kualitas udara akibatmobilisasi/aktifitas kegiatan masyarakat disekitar maupundari pencurian. •Bangunan titik pengambilan sampel udara didesainsedemikian rupa sehingga air hujan tidak masuk dan tidakterhisap pada saat hujan. •Bahan terbuat dari pipa stainless steel diameter 0,5 inch dan 1,5 inch dan plat stainless steel tebal 0,1 mm sebagaipayung pencegah air masuk pada saat hujan. •Adapun diameter pipa untuk tiang adalah 1,5 inch denganpanjang/tinggi dapat disesuaikan sesuai kondisi di lapangan. Pre Treatment/Pengkondisian Udara•Nilai Humidity/kelembaban udara ambien khsusnya di Indonesia bersifat fluktuatif biasanya dipengaruhi oleh cuaca dimana nilaihumidity pada waktu pagi, siang, sore dan malam cenderungfluktuatif dimana nilai humidity malam lebih besar dibandingkansiang. Fluktuasi nilai Humidity akan mempengaruhi kualitas bacaandari sensor disebabkan fraksi air menghalangi kontak antar udara dansensor. Oleh karena itu, diperlukan pengolahan agar nilaihumiditynya kecil dan konstan.•Untuk mengatasi hal tersebut, Sipaku telah dilengkapi dengan sistemwater trap perangkap air dan filter 2 tahap yang berfungsi untukmenangkap air dalam gas. Perangkap air bertujuan untukmemisahkan partikel air yang terperangkap pada gas secara gravitasidimana berat jenis gas yang ringan cenderung naik dan mengalirmasuk ke unit filtrasi 2 tahap. Teknologi filtrasi 2 tahap bertujuanuntuk menangkap air yang terdisolved pada fase cair. Media filtrasiyang digunakan yaitu karbon aktif dan mangan zeolit berfungsi untukmenangkap zat organik fase padat yang terdisolved ke dalam fasegas. Sedangkan filtrasi ke 2 menggunakan silika blue yang berfungsiuntuk menangkap fase cair yang terdilusi dalam gas. Berikut posisidan bentuk filtrasi 2 tahap yang ada di Sipaku. Sistem Chamber Sensor•Dalam pengukuran manual/konvensional, bahwa untukmendapatkan hasil pengukuran yang valid representatif maka teknik yang digunakan dari mulaipengambilan sampel hingga penganalisaan di laboratorium sangat menentukan. •Hal senada juga berlaku pada sistem pengukuranberbasis sensor secara realtime dan on line. •Salah satu faktor penentu validitas dalam pengukuran iniyaitu keberadaan chamber-chamber sensor. •Chamber sangat diperlukan mengingat tiap parameter pencemar mempunyai karakteristik yang berbeda-bedasatu sama lain. Sehingga dalam pengukuran diperlukanchamber-chamber untuk meletakkan masing-masingsensor untuk setiap parameter pencemar. •Bentuk chamber pada SIPAKU silinder dengan diameter 1,5 inch yang terbuat dari pipa stainless steel denganpanjang 15 cm. •Berikut peletakkan chamber pada Sipaku. Terlihat padagambar dimana sensor diletakkan di atas chamber yang dialiri gas/udara ambient. Data Logger •Perangkat data logger Sipaku dikembangkan menggunakanteknologi Single Board Computer / SBC Mini210 dan mikrokontroler ATMega 2560 sebagai pengendali utama yang memilikifitur-fitur ADC, External Interupt, Protokol komunikasi digital I2C, serial dan One Wire. •Mikrokontroler tersebut terhubung dengan beberapa modul yang digunakan yaitu modul SIM900, SD Card, dan SBC. •Selain itu tipe lain dari data logger Sipaku dikembangkanmenggunakan SBC Raspberry PI yang dapat dipergunakan sebagaidata logger berbasis microprocessor dan internet of thing IoT. •Penyimpanan data hasil pengukuran dapat dilakukanmenggunakan modul SBC ini yang disimpan pada SD Card atauMicro SD. •Jumlah data yang dapat disimpan tergantung kapasitas dari SD Card / Micro SD yang digunakan. •Selain itu pengiriman data dapat dilakukan menggunakankomunikasi 2G, 3G dan 4G Lte dengan menggunakan perangkatmodem sehingga data dapat dikirim ke tempat yang jauh. •Data hasil pengukuran dapat diterima di server atau pun perangkatmobile. •Versi pertama dari Sipaku dikembangkanmenggunakan SBC Mini 210 dan micro controler ATMega 2560. Sipaku versi inimemantau 5 parameter udara sesuai denganstandar ISPU O2, NO2, SO2, CO dan PM10. •Aplikasi user interface pada versi inidikembangkan berbasis Microsoft Windows CE. •Data hasil pemantauan dikirimkan ke pusatdata menggunakan protokol TCP/IP baikmelalui jaringan LAN Wifi maupun koneksiinternet. •Selain dikirimkan ke pusat data, hasilpemantauan juga ditampilkan ke dalam layarLCD perangkat Sipaku, sehingga penggunadapat langsung memantau kualitas udaraambien dari sistem peralatan Sipaku. •Versi kedua Sipaku dikembangkanmenggunakan SBC Raspberry PI dan micro controler ATMega 2560. •Sama dengan versi sebelumnya, Sipaku ini juga memantau udara ambien sesuaidengan standar ISPU O2, NO2, SO2, CO danPM10. •Aplikasi user interface pada versi inidikembangkan menggunakan teknologiberbasis web. •Data hasil pemantauannya dapat dikirimkanmelalu jaringan intranet dan internet menggunakan perangkat modem 3G atau 4G Lte. •Selain dapat dilihat melalui alamat web servernya, hasil pemantauan juga dapatdilihat pada layar LCD pada peralatan Sipakuversi kedua ini. PELAKSANAAN PENGAMBILAN SAMPEL UDARA PELAKSANAAN PENGAMBILAN SAMPEL UDARA •Peralatan sampling umumnya terdiri dari collector, flowmeter dan vacuum pump. •Untuk mengumpulkan sampel gas dapat digunakan collector sepertiimpinger, fritted bubbler atau tube adsorber dimana sampel akan bereaksiterhadap penyerap yang spesifik. •Sedangkan untuk mengumpulkan sampel berupa partikel diperlukan filter. Flowmeter berfungsi untuk mengetahui volume udara yang terkumpul, dapat berupa dry gas meter, wet gas meter atau rotameter. •Vacuum pump digunakan untuk menghisap udara ke dalam collector. Ketelusuran data hasil pengukuran umumnya tergantung kepada alat ukurflow meter. Penentuan Lokasi Pengambilan Sampel Udara Ambien • Area dengan konsentrasi pencemar tinggi. • Area dengan kepadatan penduduk tinggi. • Di daerah sekitar lokasi. • Di daerah proyeksi. • Sesuai dengan strategi pengendalian pencemaran. • Mewakili seluruh wilayah studi. •Penentuan lokasi pemantauan udara ambien dilakukan pada arahangin dominan, dengan jumlah titik minimum dua denganmengutamakan daerah pemukiman atau tempat-tempat spesifik. Sedangkan pada arah angin lainnya minimum satu titik dengankriteria penetapan lokasi seperti pada gambar 1. Penempatan Probe Penempatan probe atau tempat masuk sampel udara dilakukandengan melihat beberapa faktor. Tetapi secara umum peraturan yang dapat digunakan adalah sebagai berikut 1. Probe harus ditempatkan pada jarak lebih dari 15 m dari jalan Ketinggian probe antara 3 sampai 6 m dari permukaan Pengambilan sampel partikulat dilakukan minimal 2 m diataspermukaan datar. 4. Probe harus lebih dari 15 m dari suatu pemanas atau exhaust vent pemanas Probe ditempatkan minimal 2 kali ketinggian gedung yang terdekat. Penempan Peralatan Pemantau Kualitas Udara Ambien Hal-hal lain yang harus diperhatikan dalam menempatkan peralatanpemantau kualitas udara ambien adalah 1. Hindari tempat yang dapat mengganggu aliran udara di sekitar alattempat masuknya udara inlet, seperti gedung, pohon, dinding;2. Hindari tempat yang dapat mengubah konsentrasi efek adsorpsidan obsorpsi seperti dekat gedung dan pohon;3. Hindari tempat yang terlalu dekat dengan sumber emisi;4. Tempatkan peralatan pada tempat yang mempunyai sarana listrik, jauh dari bahaya bencana alam dan ditempatkan secara aman. Penetapan Lokasi Pemantauan MeteorologisPenetapan lokasi pemantauan meteorologis dilakukan denganmempertimbangkan 1. Lokasi peralatan pemantau yang relatif dekat dengan bangunan/pohon Lokasi peralatan pemantau yang relatif jauh dari bangunan / pohontertinggi Untuk lokasi peralatan pemantau yang relatif dekat dengan bangunan /pohontertinggi berlaku ketentuan sebagai berikutgambar 2 a. Minimal 2,5 kali tinggi penghisap alatpemantau kualitas udara ambien yang membentuk sudut 30o terhadapbangunan / pohon tertinggi; b. Minimal 2 meter lebih tinggi daribangunan / pohon tertinggi di sekitarnya;c. Tinggi lokasi penghisap alat pemantaukualitas udara sample inlet minimal 3 meter;d. Tinggi lokasi peralatan pemantaukondisi meteorologis minimal 10 meter. Keterangan a = tinggishelter + 0,5 m minimal 3 m b = minimal 2,5 kali tinggi sampel inlet udaraminimal 10 m Keterangan a = tinggi shelter + 0,5 m minimal 3 m b = minimal 2,5 kali tinggi sampel inlet udara minimal 10 m Untuk lokasi peralatan pemantauyang relatif jauh dari bangunan / pohon tertinggi jarak peralatan kebangunan / pohon tertinggi minimal 10 kali tinggi bangunan / pohontertinggi, berlaku ketentuan sebagaiberikut gambar 3 a. Minimal 2,5 kali tinggi penghisapalat pemantau kualitas udaraambien;b. Tinggi lokasi penghisap alatpemantau kualitas udara sample inlet minimal 3 meter;c. Tinggi lokasi peralatan pemantaukondisi meteorologis minimal 10 meter. •Sebagai alternatif dalam menentukan lokasi sampling udara ambiendapat digunakan model matematis sederhana untuk penentuankonsentrasi permukaan ground concentration. •Model ini hanya merupakan salah satu dari model dispersi lainnyayang bisa didapatkan bebas dari internet atau dibeli dalam bentuksoftware siap pakai. Penentuan Lokasi Pengambilan Sampel Udara Emisi•Lokasi sampling emisi sumber tidak bergerak adalah cerobong yang mengeluarkan emisi dari suatu proses atau fasilitas. •Jenis fasilitas yang dipantau emisinya diatur dalam peraturan yang sudahditetapkan oleh pemerintah. •Sebagai contoh industri pulp dan kertas harus melakukan pemantauanemisi dari tungku recovery, tanur putar pembakaran kapur, tangkipelarutaan lelehan, digester, unit pemutihan, tenaga ketel uap dan sumberlainnya, sedangkan fasilitas yang harus dipantau emisinya oleh pabrikpupuk majemuk-NPK adalah scrubber, tenaga ketel uap dan sumberlainnya.•Penentuan lokasi difokuskan pada1. Lokasi lubang pengambilan contoh uji2. Titik Pengambilan contoh uji sampling point 1. Lokasi lubang pengambilan contoh uji•Lubang sampling harus dibuat pada posisi dimana kecepatan alir dariemisinya adalah laminer, tidak turbulensi karena kondisi inidiperlukan untuk pengukuran partikulat. Dan ini biasanya pada posisitidak dekat dengan gangguan aliran seperti belokan, pengecilan ataupembesaran cerobong. •Secara umum pedoman penempatan lubang pengambilan cntoh ujidi cerobong adalah pada jarak 5-10 kali diameter hulu bawah daribelokan atau 3-5 kali diameter hilir atas dari gangguan aliran. •Menurut USEPA Method 5 posisi lubang sampling adalah pada 8 delapan kali diameter dari aliran bawah hulu yang diukur daribelokan, ekspansi atau pengecilan aliran dalam cerobong dan 2 dua kali diameter dari aliran atas hilir. •Jika diperlukan, penentuan lokasi alternatif juga dapat dilakukandengan syarat minimum jarak dari gangguan bawah 2D dan 0,5D darigangguan atas. •Prosedur alternatif ini hanya dapat dilakukan sebagai batas dapatditerimanya suatu lokasi pengukuran jika kondisinya tidak dapatmemenuhi kriteria 8D dan 2D. •Diameter D yang dimaksud tersebut adalah diameter ekivalen yaitudiameter yang mewakili system cerobong dalam penentuan titikpengambilan contoh uji dan titik lintas. •Menurut Kep. Kepala Bapedal no 205 tahun 1996, pemilihan lokasilubang pengambilan contoh uji emisi gas buang sumber tidakbergerak dilakukan pada suatu tempat yang paling sedikit 8 delapan kali diameter dari aliran bawah hulu yang diukur dari belokan, ekspansi atau pengecilan aliran dalam cerobong dan 2 dua kali diameter dari aliran atas hilir. •Jika perlu lokasi alternatif dapat dipilih pada posisi paling tidak 2 dua kali diameter dari aliran bawah dan 0,5 kali diameter dari aliranatas atau pada posisi dimana kecepatan aliran gas adalah homogen. •Lokasi alternatif dapat dipakai dengan syarat memperbanyak titikintas pada saat pengambilan contoh uji debu. •Untuk cerobong berpenampang empat persegi panjang, dapatditentukan dengan diameter ekivalen De sebagai berikut De = diameter ekivalenL = panjang penampang cerobongW = lebar penampang cerobong•Untuk cerobong yang mempunyai diameter yang berbeda, dimanadiameter dalam pada aliran atas lebih kecil dari pada diameter dalam aliranbawah, maka diameter ekivalen De ditentukan sebagai berikut De = diameter ekivalend = diameter dalam cerobong bagian bawahD = diameter dalam cerobong bagian atas Hal lain yang harus diperhatikan dalam penentuan lokasi lubang sampling tersebutadalah a. Lokasi harus relatif memudahkan dalam pengambilan contoh uji dan Lokasi harus relatif kuat untuk menjaga keamanan petugas pengambil contohuji dan peralatan pengambilan atau pengukuran contoh uji. Oleh karena itu sarana yang perlu dibuat dalam pembuatan lubang pengambilancontoh uji adalah a. Tangga yang aman untuk menuju ke lokasi lubang pengambilan contoh uji. Untuk tangga yang dibuat tegak lurus, perlu dibuat suatu selubungpengaman .b. Scaffold atau penyangga yang kuat untuk pijakan petugas dan tempatpenyimpanan peralatan yang disertai dengan pagar Lubang pengambilan contoh uji sebanyak dua buah dengan diameter dalamminimal 10 cm yang disertai dengan flange dan ditutup dengan system pelatflange yang dilengkapi dengan baut. Lubang ini sebaiknya dibuat tegak luruspada dinding cerobong dengan ketinggian sekitar 1,5m dari penyangga. 2. Titik Pengambilan contoh uji sampling point•Titik pengambilan contoh adalah tempat/posisi dimana ujung dari tabung probe pengambil contoh uji berada. •Pengambilan contoh uji partikulat dilakukan pada titik lintas atau traverse point yaitu titik pengambilan contoh yang mewakili suatu penampang lintangcerobong. •Posisi titik lintas tergantung dari diameter dalam cerobong dan ketinggian posisilubang sampling dari gangguan aliran seperti belokan. •Jika distribusi konsentrasi gas dalam cerobong homogen maka titik pengambilancontoh uji untuk parameter gas didalam cerobong bisa dimana saja dengan jarakdari dinding cerobong direkomendasikan lebih dari 0,3 m. •Jika distribusi konsentrasi gas tidak homogen, diperlukan metode titik lintastraverse point seperti yang dipersyaratkan pada saat pengambilan contoh total partikulat/debu. •Untuk mendapatkan konsentrasi rata-rata yang representatif diperlukanpengambilan contoh dibanyak titik kemudian hasil yang diperoleh di rata-ratakan. C. Teknik Pengambilan Sampel Udara Ambien Pengambilan contoh uji udara memerlukan teknik dan peralatantertentu. Teknik pengumpulan terbagi menjadi dua kategoridikarenakan sifat fisik parameternya, yaitu teknik pengumpulan gas danpartikulat dari udara ambient sebagai berikut 1. Teknik Pengambilan Sampel Gas di Udara Ambien2. Teknik Sampling Partikulat Dari Udara Ambien 1. Teknik Pengambilan Sampel Gas di Udara Ambien a. Teknik absorpsi•Peralatan sampling umum yang menggunakanteknik absorpsi Bubblers dan impinge.•Parameter yang diukur sesuai PP41 tahun 1999 dan Kepmen 50 tahun 1996 adalah Sulfur Dioksida SO2; Nitrogen Dioksida NO2; Oksidan Ox •Adapun parameter yang diukur sesuai Kepmen50 tahun 1996 adalah Amoniak NH3; Hidrogensulfida H2S; Solid absorption.•Parameter yang diukur sesuai PP41 tahun 1999 adalah indeks sulfat; Filter Sampling. •Parameter yang diukur menggunakan metodaPasif Martin Ferm; SO2, NO2 dan gambar A = botol penyerap midget impinger B = flow meter C = kran pengaturD = pompaE = gas meter tipe kering denganrentang 1L/putaran b. Teknik adsorpsi; Parameter yang diukursesuai PP41 tahun 1999 adalah Teknik pendinginan; Parameter yang diukur sesuai Kepmen 50 tahun 1998 adalahHidrogen Sulfida, Metil Merkaptan, MetilSulfida, Dimetil Sulfida dan Stiren; d. Pengumpulan dengan kantong udara; Parameter yang diukur sesuai PP41 tahun1999 adalah Hidrokarbon dankarbonmonoksida. 2. Teknik Sampling Partikulat Dari Udara Ambien Pengumpulan partikulat atau aerosol di udara yang umumdilakukan adalah sebagai berikut a. Settlement; Parameter yang diukur sesuai PP41 tahun1999 adalah Debu Filtration; Parameter yang diukur sesuai PP41 tahun1999 adalah TSP, untuk PM10 dan diperlukanalat dengan modifikasi terhadap inlet dan kapasitaspompa Impingement collector; Umumnya metoda inidigunakan untuk mengidentifikasi sumber pencemarpartikulat dalam suatu Particulate matter analyzer umumnya menggunakanmetode gravimetri, pendaran cahaya atau kemampuanpartikel dalam menahan cahaya. D. Teknik Pengambilan Sampel Udara Emisi1. Pengambilan Sampel partikulat debu dalam emisi gas buang sumber tidak bergerak. Untukmendapatkan hasil pengukuran partikulat yang representatif maka pengambilan contoh udara harusdilakukan dalam keadaan isokinetik. Isokinetik adalah suatu kondisi kecepatan aliran udara dalamsaluran pengambil contoh sama dengan kecepatan aliran gas pada titik pengaambilaan contoh ujidalam cerobong. Jika sampling tidak dilakukan dalam kondisi isokinetik, maka akan terjadikesalahan-kesalahan sebagai berikut •Volume udara sampling tidak sebanding dengan luas penampang, yang akan menyebabkankonsentrasi partikulat yang terkumpul dalam alat sampling tidak sama dengan konsentrasipartikulat dalam cerobong•Partikel dengan diameter 3 – 5 mikron akan mengalami penyimpangan dari aliran gas pembawanya. Dengan demikian distribusi partikel dalam sampling probe tidak sama dengandistribusi partikel dalam cerobong. Jika kecepatan aliran gas dalam saluran pengambil contoh uji nozzle lebih besar dari kecepatanaliran gas dalam cerobong, maka konsentrasi partikulat yang terukur akan lebih kecil darikonsentrasi partikulat yang sebenarnya. Sebaliknya, jika kecepatan aliran gas dalam saluranpengambil contoh uji nozzle lebih kecil dari kecepatan aliran gas dalam cerobong, makakonsentrasi partikulat yang terukur akan lebih besar dari konsentrasi partikulat yang sebenarnya. 2. Pengambilan sampel gas dalam emisi gas buang sumber tidak bergerak. Pada dasarnyasampling gas dalam cerobong lebih mudah dibandingkan dengan sampling partikulat, karena kecepatan aliran gas dalam probe sampling tidak harus sama dengan kecepatanaliran gas dalam cerobong, dengan kata lain tidak perlu gas untuk setiap titik lintasan pengukuran pada umumnya sama, dengandemikian sampling gas cukup representatif pada satu titik lintasan pengukuran. Walaupundemikian perlu diperhatikan mengenai gangguan yang mungkin timbul dalam sampling gas sehingga mutu hasil samping dapat dikendalikan dan terjamin absah. Beberapa hal yang perlu diperhatikan a. Partikulat dapat bereaksi dengan gas yang akan diukur dan juga dapat menutupi pipapengambilan gas, sehingga proses sampling dapat terganggu. Untuk menghilangkangangguan partikulat, maka ketika sampling harus menggunakan filter. b. Gas buang dapat terkondensasi dalam saluran sampling sehingga gas yang diukurdapat terlarut dalam air akibatnya terjadi kelarutan gas. Untuk menghindari gangguanini, maka perlu dilakukan pemanasan pada aliran gas. c. Saluran sampling dan sistem pengumpulan gas harus terbuat dari bahan yang inert, yang tidak bereaksi dengan gas yang akan diukur. d. Teknik pengumpulan gas, seperti absorpsi dengan pereaksi kimia, harus diketahuiefisiensi pengumpulannya. e. Metode analitik pengukuran yang digunakan haruis spesifik, akurat, sensitif dan bebasdari senyawa-senyawa pengganggu. Teknik sampling gas yang digunakan dapat berupa a. Absorpsi dengan cairan kimia yang spesifik. Gas buang dari cerobong dihisap denganlaju aliran tertentu, kemudian dilewatkan ke dalam impinger yang berisi cairan kimiayang spesifik, sehingga gas pencemar yang akan diukur larut dalam larutan Adsorpsi pada permukaan padat adsorbent. Teknik ini biasanya digunakan untukpengukuran gas Teknik pendinginan dilakukan dengan cara melewatkan sejumlah gas buang dalamsuatu rangkaian trap pendingin, sehingga uap gas yang akan diukur menjadi cair. d. Teknik mengumpulkan sejumlah gas buang dalam suatu kantung atau tabung sampel. Pada umumnya susunan rangkaian peralatan sampling gas terdiri dari filter, probe, pengumpul gas, gas meter, pengatur laju alir dan pompa. Ada 3 macam pengambilan contoh gas dengan menggunakan larutan penyerap yang popular dilakukan, seperti terlihat pada gambar 3 dan 4 berikut ini. a. Metoda sampling dengan Bubbler; Rangkaian peralatan seperti pada gambar 11 digunakan untuk pengambilan contoh gas dalam jumlah besar 10 - 20 Metode labu vakum; Contoh gas diambil kedalam labu yang telah diisi larutanpenyerap den telah Pengambilan contoh dengan wadah container; Kontainer/wadah ini dipakai untukmembawa gas yang telah diambil dari cerobong asap ke laboratorium sesudahpengambilan contoh dilapangan. 3. Continuous Emission Monitoring CEM Continuous Emission Monitoring CEM adalah pengukuran emisi secara langsungdari cerobong menggunakan alat otomatis yang yang dilakukan pada periodewaktu yang lama secara terus menerus minimal 24 jam, umumnya lebih dariseminggu. Dengan cara ini bisa dilihat kecenderungan emisi yang dihasilkan juga bisa dilihat efektivitas alat pengendali emisi yang digunakan dan sebagai evaluasilaju produksi dari suatu proses yang dilakukan. Persyaratan pemasangan CEM meliputi a. mendeteksi minimal semua parameter yang adaa didalam baku mutu emisiyang ditetapkan sesuai dengan jenis Mendeteksi laju alir volume emisi yang dikeluarkanc. berada pada lokasi yang relatif memudahkan dalam pemeriksaan kualitasudara emisi, mudah terlihatd. berada pada lokasi yang relatif kuat untuk menjaga keamanan petugaspemeriksa atau alat CEM. E. Penanganan SampelSampel merupakan bukti fisik dan harus dapat mendukung proses pengambilan kebijakan, oleh sebab itudiperlukan rekaman data dan rangkaian pengamanan sampel, untuk menjamin ketertelusuran sampel, mulaidari pengambilan sampai dengan sampel dianalisis. 1. Rekaman Pengambilan Sampel•Pada setiap pengambilan sampel udara , kondisi meteorologis dan kondisi lapangan selalu dicatat dalam”Rekaman Data Pengambilan Sampel”, karena faktor ini akan mempengaruhi parameter yang akan diukur.•Pada umumnya pengujian parameter gas di udara ambien dan emisi sumber tidak bergerak dilakukan di lapangan sesegera mungkin. Oleh sebab itu penanganan sampel dilakukan juga terhadap data sementarahasil sampling. Data-data yang diperoleh diperlakukan sebagai da ta “confidential”. Begitu pula jikasampling dilakukan menggunakan alat gas analyzer dimana data hasil pengujian langsung didapat. •Pengamatan lapangan selama pengambilan sampel sangat penting dilakukan, karena dapat membantudalam interpretasi data. Hasil pengamatan lapangan saat pengambilan sampel perlu dicatat atau direkamsebelum meninggalkan lokasi pengambilan sampel termasuk bila ada kejadian luar biasa pada saatpengambilan sampel. Pengamatan lapangan tersebut perlu dilengkapi dengan foto dan sketsa lokasipengambilan sampel yang menggambarkan titik pengambilan sampel yang diambil serta informasi yang adaseperti sumber pencemar dsb. Rekaman pengambilan sampel udara minimal harus mencakup •tanggal analisa sampel•kecepatan alir•hasil analisa parameter, satuan, metode, baku mutu•kecepatan alir•kadar oksigen•beban atau debit emisi•Jenis fasilitas yang diukur ataulokasi•Nama, kode atau nomorcerobong•kapasitas produksi•bahan bakar•bahan baku•spesifikasi cerobongketinggian cerobong, diameter, posisi lubangsampling•tanggal pengambilan sampel•Waktu jam pengambilansampel 2. Rangkaian Pengamanan Sampel Chain of Custody; Rangkaian pengamanan sampel dituangkan dalam “Formulir Rangkaian Pengamanan Sampel”. Formulir berisi informasi kondisi pengambilan sampel, dan diisi oleh petugas pengambil sampel dandilengkapi oleh petugas penerima sampel. Secara umum pengamanan sampel dilakukan dengancara a. Identifikasi / pengkodean sampel; sampel; c. Penyegelan wadah sampel; d. Pencegahan kontaminasi selama transportasi ke laboratorium; e. Penyimpanan sampel di laboratorium; f. Abnormalitas/ hal-hal yang menyimpang dari prosedur yang ditetapkan perludicatatLaboratorium penguji yang dipilih untuk menganalisis sampel yang telah diambil sedapat mungkinadalah laboratorium kompeten yang terdekat dengan lokasi pengambilan sampel, yaitulaboratorium yang terakreditasi atau telah menerapkan jaminan mutu dan pengendalian mutusesuai SNI ISO/IEC 170252008 untuk parameter yang dimaksud, dengan menyerahkan rekamanrangkaian pengamanan sampel yang dilakukan. Bila memungkinkan, dapat juga menggunakan jasapelayanan pengiriman sehingga sampel dapat diterima di laboratorium sebelum melebihi bataspenyimpanan maksimum. Pengiriman sample harus disertai dengan Rangkaian PengamananSampel Chain Of Custody dan Berita Acara Penyerahan Sampel. Pada umumnya RangkaianPengamanan Sampel berisi informasi sbb.a. Jumlah sampel yang dikirim; b. Tanggal dan waktu pengambilan masing-masing sampel; dan alamatnya; matrik sampel; e. Parameter yang akan diuji; f. Metodeanalisis yang dibutuhkan tiap sampel; g. Pengawet yang digunakan bila ada; wadahmasing-masing sampel. i. Waktu dan tanggal penerimaan; orang yang membawa danmenerima sampel. Rangkaian Pengamanan Sampel juga mengandung bagian untuk memberikan komentar terhadapmasing-masing sampel, sebagai contoh kondisi sampel pada saat diterima, temperatur dalampenyimpan sampel, atau catatan tambahan termasuk abnormalitas sampel pada saat sampelsampai ke laboratorium JAMINAN MUTU DAN PENGENDALIAN MUTU PENGAMBILAN SAMPEL UDARA A. Jaminan Mutu . Jaminan mutu merupakan bagian penting dalam menghasilkan data lapangan yang dapatdipertanggungjawabkan secara teknis dan hukum. Komponenkomponen jaminan mutu terdiri dari 1Personilyang terlibat dalam pengambilan sampel harus merupakan bagian dari organisasi yang legal dan bebas daripengaruh dan tekanan apapun; 2Personil pengambil sampel memenuhi kualifikasi pendidikan yang tepat, pelatihan yang memadai, pengalaman yang sesuai dan ketrampilan yang bisa ditunjukkan; 3Dokumentasipengambilan sampel harus baik dan benar mulai dari perencanaan, pengambilan sampel, pelabelan, transportasi, penerimaan, penanganan, perlindungan dan penyimpanan; 4Pemeliharaan rekaman kalibrasiperalatan yang digunakan untuk pengukuran parameter di lapangan. B. Pengendalian Mutu. Pengendalian mutu di lapangan merupakan bagian yang sangat penting dari suatuprogram jaminan mutu dilapangan Field quality assurance. Disamping itu perlu dilakukan kontrol mutu padapengambilan contoh yang bertujuan untuk memperoleh contoh representatip dan kontrol kontaminasi sepertipenggunaan blangko dan sampel duplikat. Pada umumnya, pengendalian mutu sampel udara di lapanganmeliputi hal berikut 1. Uji Blanko lapangan dan laboratorium ; 2 Uji Presisia. Blanko Laboratorium. Untuk mengetahui kontaminasi, baik terhadap pereaksi yang digunakan maupunterhadap tahap-tahap selama penentuan, digunakan larutan penyerap sebagai sampel yang disimpan di laboratorium dan dikerjakan sesuai dengan penentuan sampel. b. Uji Blanko Perjalanan. Untuk mengetahui kontaminasi selama perjalanan bila analisa tidak langsungdilakukan di lapangan. Blanko yang digunakan adalah larutan penyerap yang diperlakukan sebagaisampel yang dibawa serta ke lapangan dan dibawa kembali ke laboratorium serta diuji sesuai prosedurpengujian sampel. c. Uji Blanko Lapangan. Untuk mengetahui kontaminasi selama di lapangan bila analisa tidak langsungdilakukan di lapangan. Seperti halnya blanko perjalanan, blanko yang digunakan sebagai blako lapanganadalah larutan penyerap yang dibawa ke lapangan dan dibiarkan dala wadah terbuka selama pengambilansampel dan ditutup kembali setelah pengambilan sampel selesai. Blanko ini diperlakukan sama dengansampel, kemudian dibawa ke laboratorium serta diuji sesuai prosedur pengujian sampel DAFTAR PUSTAKA •Annual Book of ASTM Standards, 1997. Atmospheric Analysis, Volume japan Industrial Standard Handbook. 1995. Japanese Standards Association Japan Industrial Standard Handbook, 2002. Japan Standard Association •Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor KEP 13/MENLH/3/1995 tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak•Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor KEP129/MENLH/2003 tentang Baku Mutu Emisi Usaha dan atau KegiatanMinyak dan Gas Bumi•Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor KEP03/BAPEDAL/09/1995 tentang Persyaratan TeknisPengolahan Limbah Bahan Berbahaya Beracun B3 •Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor KEP205/BAPEDAL/07/1996 tentang Pedoman TeknisPengendalian Pencemaran Udara Sumber Tidak Bergerak•Methods of Air Sampling and Analysis, third Edition. James Lodge ed 1988 •Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara•Stern, Arthur C. 1993. Air Pollution, vol. III. Academic Press Inc., San Diego •Stern, Arthur C. 1993. Air Pollution, I. Academic Press Inc., San Diego •Williamson, 1973. Fundamentals of Air Pollution. Addison- Wesley Publishing Corporation Colls, Jeremy. 1997, Air Pollution An Introduction, E&FN SPON, London •Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor Kep205/BAPEDAL/07/1996 tentang Pedoman TeknisPengendalian Pencemaran Udara Sumber Tidak Bergerak•Anonim, 1994. Air Quality Monitoring Manual, Environmental Management Bureau, Department of Environment & Natural Resources Soedomo, M. 1999. Pencemaran Udara. Penerbit ITB, Bandung. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this japan Industrial Standard Handbook. 1995. Japanese Standards Association Japan Industrial Standard HandbookBookStandards• Annual Book of ASTM Standards, 1997. Atmospheric Analysis, Volume japan Industrial Standard Handbook. 1995. Japanese Standards Association Japan Industrial Standard Handbook, 2002. Japan Standard Association
ParameterPencemar Udara. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara, dijelaskan bahwa baku mutu udara ambien adalah ukuran batas atau kadar zat, energi, dan/atau komponen yang ada atau yang seharusnya ada dan/atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam udara ambien.
Saat suatu lingkungan tercemar, tentu terdapat parameter yang menjadi indikator bahwa lingkungan tersebut tercemar. Selain dari beberapa kondisi yang terlihat secara kasat mata, terdapat juga kondisi yang tidak kasat mata. Parameter pencemaran lingkungan perlu dilakukan monitoring dan pengujian secara rutin oleh industri untuk mengetahui dampak pencemaran yang terjadi. Pencemaran terjadi akibat dari kegiatan manusia. Termasuk proses aktivitas industri yang membuang limbah secara tidak bertanggungjawab. Sehingga menyebabkan pencemaran di lingkungan sekitar. Selain itu, pencemaran juga bisa terjadi akibat ulah masyarakat yang suka membuang sampah sembarangan. Seperti membuang ke lahan kosong, sumber air, dan udara seperti membakar sampah. Ada beberapa parameter yang digunakan dalam proses monitoring lingkungan. Parameter ini menjadi acuan dalam pengukuran lingkungan. Apa saja parameter yang digunakan? Parameter lingkungan harus dipantau sesuai dengan persyaratan yang yang ditentukan oleh regulasi. Secara luas, parameter pencemaran lingkungan diklasifikasikan menjadi empat kelompok. Baca Juga Definisi Polutan Udara Parameter & Fakta Penting Parameter Kimia Parameter kimia adalah parameter yang menjadi acuan dari sisi kimia, meliputi Karbon Dioksida CO2, pH, alkalinitas, fosfor, dan aktivitas berat yang menimbulkan efek kimia. Parameter Biokimia Parameter ini meliputi Biochemical Oxygen Demand atau BOD. BOD menjadi salah satu indikator dalam pengukuran pencemaran air. Untuk mengukur kadar oksigen terlarut dalam air, melalui penguraian bahan organik dari mikroorganisme. Parameter Fisik Parameter fisik adalah parameter yang terlihat, seperti temperatur, warna, rasa, bau, kejernihan, dan kandungan bahan radioaktif. Parameter Biologi Parameter Biologi juga menjadi acuan dalam pengukuran parameter limbah lingkungan. Biasanya mengukur mikroorganisme seperti bakteri, virus, bentos, dan plankton. Setiap unsur lingkungan bisa dilakukan pengujian untuk mengukur kadar pencemaran. Seperti pada lahan, air, dan udara. Oleh karena itu, perlu diukur secara rutin untuk mengetahui kadarnya. Parameter Keberlanjutan yang Perlu Diukur Industri Menjadi industri yang ramah lingkungan memang tidak mudah, Anda juga perlu mempertimbangkan kelestarian lingkungan dengan mempertimbangkan beberapa metrik berikut ini Risiko Iklim Risiko iklim menjadi parameter yang perlu diukur oleh industri dalam memperhitungkan perubahan lingkungan ataupun perubahan iklim dari aktivitas industri. Perusahaan perlu menganalisa apa saja risiko iklim yang terjadi akibat dari kegiatan yang dilakukan. Bisnis juga perlu menganalisa mengenai hal ini, karena risiko iklim akan berdampak pada keuangan bisnis di masa depan. Masih banyak pebisnis yang tidak memiliki pandangan luas mengenai dampak risiko iklim terhadap bisnis mereka. Pemanasan global yang terjadi memang tidak terlepas dari kegiatan bisnis yang dilakukan. Oleh sebab itu, CEO dan para Pemimpin bisnis perlu memiliki kebijakan yang tepat dalam membuat kebijakan bisnis yang tepat untuk membangun bisnis ramah lingkungan. Emisi Karbon Source Emisi karbon menjadi perjanjian yang sudah disepakati oleh negara-negara yang hadir di Konferensi Paris pada 2015 untuk mengatasi perubahan iklim dan dampaknya terhadap lingkungan. Perusahaan perlu mengurangi emisi karbon dengan mengurangi penggunaan bahan bakar fosil dalam aktivitas industri yang dilakukan. Perlunya melakukan upaya untuk meningkatkan efisiensi energi, bermigrasi ke energi terbarukan, dan beralih dari batubara ke energi terbarukan. Konsumsi Energi Pemakaian energi yang tidak efektif menjadi salah satu penyebab kerusakan lingkungan. Serta menjadi penyumbang emisi gas rumah kaca dan senyawa lain yang merugikan lingkungan. Oleh karena itu, konsumsi energi yang dijalankan oleh setiap perusahaan memang penting, tetapi juga menjadi salah satu parameter pencemaran lingkungan yang perlu diuji lebih lanjut secara rutin. Untuk melakukan pengujian memang banyak industri yang tidak bisa melakukannya sendiri, oleh karena itu perlu menggandeng Laboratorium Lingkungan seperti A3 Laboratories untuk melakukan uji dan monitoring lingkungan. Dengan begitu, perusahaan bisa mengetahui tingkat emisi yang dibuang sudah sesuai dengan standar atau tidak. Baca Juga Siap Siap Kena Disisentif’ Jika Tidak Uji Emisi Minimal 6 Bulan Sekali! Penggunaan Air Air adalah bahan dasar manusia yang menjadi kunci penting kehidupan. Kebutuhan air dalam industri pun cukup tinggi, seperti dalam industri tekstil yang membutuhkan ribuan liter air hanya untuk membuat satu jenis pakaian. Setelah penggunaan pun, air hasil produksi dari industri tidak bisa dibuang begitu saja. Perlu dilakukan pengukuran baku mutu yang sesuai dengan Nilai Ambang Batas NAB dari air tersebut. Selain itu, perusahaan juga perlu membatasi penggunaan air untuk keberlanjutan lingkungan. Limbah dan Polusi Pengelolaan limbah menjadi kategori yang luas dalam industri dan menjadi masalah industri yang tidak pernah selesai untuk dibahas. Limbah dan polusi sudah menjadi bagian dari industri untuk diatasi dan dikelola secara seksama oleh bisnis. Pengelolaan limbah memang menjadi tanggung jawab industri untuk dikelola dengan manajemen terbaik. Bahkan perlu menggandeng third party untuk mengelolanya. Pemisahan limbah juga perlu dilakukan agar limbah tidak dibuang secara sembarangan dan bisa menyesuaikan dengan jenis limbah yang ada. Kesimpulan Parameter Pencemaran Lingkungan bisa digunakan oleh industri sebagai indikator dalam menganalisa dampak lingkungan terhadap aktivitas industri yang dilakukan. Perusahaan harus berkomitmen untuk melakukan upaya berkelanjutan untuk mengurangi dampak industri terhadap lingkungan. Perusahaan perlu menerapkan program strategis dalam mengintegrasikan metrik lingkungan ke dalam tujuan bisnis. Sehingga bisa membantu perusahaan menuju kesuksesan menjadi industri ramah lingkungan. Tak lupa, untuk menjadi perusahaan ramah lingkungan, Anda perlu melakukan uji dan monitoring lingkungan secara rutin. Anda bisa menggandeng PT Advanced Analytics Asia Laboratories untuk melakukan monitoring lingkungan. Temukan informasinya pengujian hanya di

6 Solusi dan Cara Mengatasi Pencemaran Udara. Untuk mengurangi dampak negatif pencemaran udara, maka dapat dilakukan beberapa usaha, antara lain: Mengganti bahan bakar kendaraan bermotor dengan bahan bakar yang tidak menghasilkan gas karbon monoksida. Selain itu, usahakan agar pembakaran yang terjadi berlangsung secara sempurna. 6.1.

Jakarta - Pencemaran lingkungan environmental pollution adalah terkontaminasinya komponen fisik dan biologis dari sistem bumi dan atmosfer sehingga mengganggu keseimbangan ekosistem tersebut bisa berasal dari kegiatan manusia ataupun proses alam, yang menyebabkan kualitas lingkungan menjadi tidak dapat berfungsi sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup memberi penjelasan bahwa pencemaran lingkungan hidup adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah menurut modul Kemdikbud Biologi Kelas X karya Khoirul Huda, pencemaran diartikan sebagai masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam sesuatu yang dapat menimbulkan pencemaran disebut polutan bahan pencemar. Zat dapat dikatakan sebagai polutan apabila jumlahnya telah melebihi batas normal, yang berada pada waktu dan tempat yang tidak pencemar dikenal juga dengan istilah limbah sampah. Limbah merupakan bahan buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi, seperti kegiatan rumah tangga yang kehadirannya dapat berdampak negatif bagi sifatnya limbah dapat digolongkan menjadi limbah cair, limbah padat, limbah daur ulang, limbah organik, dan limbah bahan berbahaya beracun B3.Pencemaran AirPencemaran air merupakan terjadinya perubahan penurunan kualitas air di suatu tempat perairan seperti laut, sungai, danau, dan air terjadinya pencemaran air -Pembuangan hasil bekas limbah industri, rumah tangga, ke perairan. -Adanya partikel-partikel tanah di perairan, akibat adanya bahan peledak dan racun dalam kegiatan menangkap ikan. -Tumpahannya minyak karena kebocoran tanker atau ledakan sumur minyak lepas UdaraPencemaran udara adalah masuk dan bercampurnya unsur-unsur berbahaya ke dalam atmosfer, sehingga memunculkan polusi terjadinya pencemaran udara -Bebasnya karbon monoksida CO dan karbon dioksida CO2 ke udara, yang dapat berasal dari asap kendaraan, asap pembakaran atau kebakaran, asap rokok, asap cerobong asap vulkanik dari aktivitas letusan gunung berapi, sehingga dapat menebarkan partikel-partikel debu ke udara. -Bebasnya partikel, nitrogen oksida, dan oksida sulfur ke udara, akibat asap dari pembakaran batu bara pada pembangkit listrik atau pabrik. -Adanya Chloro Fluoro Carbon CFC, dari hasil kebocoran mesin pendingin seperti kulkas dan AC Tanah DaratPencemaran tanah atau darat merupakan penurunan kualitas tanah akibat masuknya ke dalam polutan ke lingkungan tanah, berupa zat kimia, debu, panas, suara, radiasi, dan terjadinya pencemaran tanah terbagi menjadi 3 golongan yaituLimbah domestik, yaitu limbah yang berasal dari kegiatan manusia. Umumnya, limbah domestik berupa sampah basah atau organik yang mudah industri, yaitu limbah padat berupa lumpur, bubur yang berasal dari proses pengolahan, seperti sisa pengolahan pabrik gula, pulp, kertas, rayon, plywood, pengawetan buah, dan pertanian, biasanya berasal dari pestisida atau DDT Dikloro Difenil Trikloroetana yang digunakan oleh petani untuk memberantas hama tanaman. Limbah pertanian ini juga merupakan jenis pencemaran lingkungan. Simak Video "Google Sediakan 11 Ribu Beasiswa Pelatihan untuk Bangun Talenta Digital" [GambasVideo 20detik] pal/pal
Еቪጏչ ճид учቮдеχАнጪբескեኖ нιгитокеΣаτጀνኄсе աмюደеψулο киλ
Аբուхиኢо ዥуፍቨዓπа мቺቡеТвիበ лιжէք
Рс ռе ձонէнըУ слоፗωкωщε հиሱ ትеծοнዩве
Եдрεг оճቂሁелощанወ ювухрኄ аρяሜоպυНоскիռቯ псሬшедуծыկ
Դоቇ αգузеኄո ռιУбро гаγኢчոдрУሠи ցθзιֆοчоኣች
UtGpO.
  • 5ej9y5o828.pages.dev/142
  • 5ej9y5o828.pages.dev/6
  • 5ej9y5o828.pages.dev/218
  • 5ej9y5o828.pages.dev/161
  • 5ej9y5o828.pages.dev/372
  • 5ej9y5o828.pages.dev/142
  • 5ej9y5o828.pages.dev/327
  • 5ej9y5o828.pages.dev/221
  • 5ej9y5o828.pages.dev/292
  • pencemaran udara biasanya diukur dengan satuan