Pada pelajaran sebelumnya, kamu sudah belajar tentang observasi dan eksposisi. Pada materi Bahasa Indonesia kelas 10 bab 3 ini kamu akan mempelajari cara menyampaikan ide melalui anekdot guys. Apa sih anekdot itu? Bagaimana struktur teks di dalamnya? Yuk, simak ulasan di bawah ini ya. Bab 3 Menyampaikan Ide Melalui Anekdot Multi ethnic group of young people in the cinema or theater, watching, laughing. A. Mengkritisi Teks Anekdot dari Aspek Makna Tersirat Salah satu cerita lucu yang banyak beredar di masyarakat adalah anekdot. Anekdot digunakan untuk menyampaikan kritik, tetapi tidak dengan cara yang kasar dan menyakiti. Anekdot ialah cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan. Anekdot mengangkat cerita tentang orang penting tokoh masyarakat atau terkenal berdasarkan kejadian yang sebenarnya. Kejadian nyata ini kemudian dijadikan dasar cerita lucu dengan menambahkan unsur rekaan. Seringkali, partisipan pelaku cerita, tempat kejadian, dan waktu peristiwa dalam anekdot tersebut merupakan hasil rekaan. Meskipun demikian, ada juga anekdot yang tidak berasal dari kejadian nyata. Mendata Pokok-pokok Isi Anekdot Dengarkan anekdot agar dapat mendengarkan dengan baik, lakukanlah hal-hal berikut 1. Berkonsentrasilah pada yang akan didengarkan agar dapat mencatat pokok-pokok yang menjadi permasalahan. 2. Selama mendengarkan anekdot, jangan melakukan aktivitas lain seperti berbicara dengan temanmu atau menulis catatan. 3. Tutuplah bukumu dan dengarkanlah contoh-contoh berikut ini yang dibacakan oleh gurumu atau temanmu. Mengidentifikasi Penyebab Kelucuan Anekdot Kelucuan dalam anekdot biasanya disampaikan dengan bahasa yang singkat, tetapi mengena. B. Mengonstruksi Makna Tersirat dalam Sebuah Teks Anekdot Membandingkan anekdot dengan humor pada pembelajaran sebelumnya, kamu telah belajar bahwa anekdot adalah cerita singkat yang lucu dan menarik. Apakah semua cerita lucu dapat dikategorikan sebagai anekdot? Seringkali orang menyamakan antara humor dengan anekdot. Menganalisis Kritik yang Disampaikan dalam Anekdot Humor hanya berfungsi untuk menghibur, sedangkan anekdot berfungsi untuk menyampaikan makna tersirat biasanya berupa kritik. Kritik dalam anekdot seringkali disampaikan dalam bentuk sindiran, tidak disampaikan secara langsung. Hal itu dilakukan untuk menghindari konflik antara pihak yang menyampaikan sindiran dengan pihak yang disindir. Tujuannya agar pesan yang ingin disampaikan, kritiknya, dapat diterima oleh pihak yang dikritisi tanpa menimbulkan ketersinggungan. Untuk itulah, pencerita menggunakan ungkapan yaitu berupa kata, frasa, atau kalimat yang bermakna idiomatis, bukan makna sebenarnya. Menyimpulkan Makna Tersirat dalam Anekdot Makna tersirat anekdot berbeda dengan sindiran dan kritikan. Hal ini tentu saja tetapi lebih mengarah pada tujuan yang ingin disampaikan oleh si pembuat kritik. C. Menganalisis Struktur dan Kebahasaan Teks Anekdot Mengidentifikasi Struktur Teks Anekdot Anekdot memiliki struktur teks yang membedakannya dengan teks lainnya. Teks anekdot memiliki struktur abstraksi, orientasi, krisis, reaksi, dan koda. Mengenal Berbagai Pola Penyajian Teks Anekdot Anekdot dapat disajikan dalam bentuk dialog maupun narasi. Contoh penyajian dalam bentuk dialog, percakapan dua orang atau lebih, dapat dilihat pada anekdot Dosen yang juga menjadi Pejabat. Salah satu ciri dialog adalah menggunakan kalimat langsung. Kalimat langsung adalah sebuah kalimat yang merupakan hasil kutipan langsung dari pembicaraan seseorang yang sama persis seperti apa yang dikatakannya. Dari kutipan anekdot di atas kamu dapat melihat bahwa kalimat langsung memiliki ciri-ciri sebagai berikut. 1. Diawali dan diakhiri dengan tanda petik “ ….”. 2. Huruf awal setelah tanda petik ditulis dengan huruf kapital. 3. Antara pembicara dan apa yang dikatakannya dipisahkan dengan tanda titik dua . D. Menciptakan Kembali Teks Anekdot dengan Memerhatikan Struktur dan Kebahasaan Menceritakan Kembali Isi Anekdot dengan Pola Penyajian yang Berbeda Setelah memahami batasan anekdot, isi, struktur, dan ciri kebahasaannya, kamu akan belajar menulis anekdot. Untuk dapat menulis anekdot, terlebih dulu belajarlah menuliskan kembali teks anekdot yang kamu dengar atau kamu baca.. Salah satu cara menulis teks anekdot adalah dengan menulis ulang teks anekdot yang kita dengar atau baca dengan pola penyajian yang berbeda. Tentu saja juga menggunakan gaya penceritaan yang berbeda. Namun, penulisan ulang ini tetap harus memerhatikan kebahasaan dan strukturnya. Menyusun Teks Anekdot berdasarkan Kejadian yang Menyangkut Orang Banyak atau Perilaku Tokoh Publik Dalam menyusun anekdot, ada beberapa hal yang harus ditentukan lebih dulu. Hal tersebut adalah menentukan tema, kritik, kelucuan, tokoh, struktur, alur, dan pola penyajian teks anekdot. Langkah-langkah ini akan memudahkan kamu untuk belajar menyusun anekdot. Jadi, bacalah dengan teliti contoh penyusunan anekdot agar nantinya kamu bisa menyusun anekdotmu sendiri. Mempresentasikan Anekdot Setelah bekerja secara individu menyusun anekdot yang temanya kamu pilih sendiri, dengan isi dan gaya bahasamu sendiri, sekarang saatnya mempresentasikan anekdot buatanmu di depan kelas. Daftar Pustaka Suherli, Maman Suryaman, Aji Septiaji, Istiqomah. 2017. Bahasa Indonesia Kelas X SMA/MA/SMK/MAK. Jakarta Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud This post was last modified on September 7, 2021 544 am
Metode1Merencanakan Paragraf. 1. Tentukan topik utama paragraf tersebut. Sebelum menulis paragraf, Anda harus menyiapkan rencana gamblang tentang hasil akhir paragraf tersebut. Paragraf pada intinya merupakan sekumpulan kalimat yang seluruhnya saling terhubung oleh satu topik utama. [2] Tanpa topik utama yang jelas, paragraf pun kehilangan
Disampingitu, sastra harus pula mampu menjadi wadah penyampaian ide-ide yang dipikirkan dan dirasakan oleh sastrawan tentang kehidupan umat manusia (M. Atar Semi, 1993 : 8). Karya sastra secara umum bisa dibedakan menjadi tiga: puisi, prosa, dan dram a. Beberapa ahli yang merumuskan pengertian puisi menggunakan berbagai pendekatan.
gambarmural agar memiliki ciri khasnya tersendiri dalam menyampaikan ide atau gagasannya baik itu lisan maupun tertulis. 2. Gaya bahasa dipergunakan untuk menyatakan pikiran dan perasaan dalam bentuk lisan maupun tulisan, yang dengan kata lain berupa ragam bahasa untuk memperoleh keadaan atau perasaan yang di dalamnya terdapat
BabIII Menyampaikan Ide Melalui Anekdot Bab IV Melestarikan Nilai Kearifan Lokal Melalui Cerita Rakyat Bab V Membuat Kesepakatan Melalui Negosiasi Bab VI Berpendapat Melalui Debat Bab VII Belajar Dari Biografi Bab VIII Mendalami Puisi. Updated on. Jul 14, 2022. Books & Reference. Data safety.
oAJ1C.